Terbaru

Tanpa Pemberitahuan Guru Honorer Di Berhentikan

Asati Gea (kiri), Kepala SMK Kristen Harapan Sejahtera, Pdt Sarofati Gea (kanan) |Foto : Budi Gea
Gunungsitoli Idanoi - Sejumlah tenaga Guru Honorer di SMK Swasta Kristen Harapan Sejahtera Gunungsitoli diduga diberhentikan secara sepihak oleh pimpinan sekolah. Hal itu disampaikan oleh salah seorang Guru Honorer, Sastra Waruwu kepada wartanias saat ditemui di kediamannya, Desa Siwalubanua II, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Jumat (18/07/2014).

Sastra mengatakan bahwa pihak sekolah memberhentikan dirinya bersama tujuh orang lainnya sesama Guru Honorer tanpa surat pemecatan maupun surat pemberhentian secara resmi dari pihak sekolah.

"Saya tidak senang makanya saya mau menanyakan kepada kepala sekolah kenapa saya diberhentikan tanpa surat resmi padahal saya dan beberapa teman saya sudah mengabdi di sekolah tersebut kurang lebih 2 tahun," ujarnya sedih.

Bahkan, Sastra menduga pemecatannya tersebut adalah unsur ketidaksenangan Kepala Sekolah terhadap dirinya dan rekan kerjanya. Pasalnya mereka kerap mempertanyakan penggunaan Rintisan Bantuan Operasional Sekolah (RBOS) yang diterima oleh Sekolah tersebut. Hal itu mereka lakukan guna transparansi pengelolaan dana RBOS agar tepat sasaran.

"Saya menduga mungkin saja mereka memberhentikan saya karena selama ini saya terus mendesak dan mempertanyakan kemana semua alokasi dana RBOS yang masuk kesekolah tersebut," ujarnya.

Sementara itu Orangtua, Sastra Waruwu, Asatia Gea yang pada hari itu juga pergi kesekolah untuk mempertanyakan kepada Kepala Sekolah perihal pemberhentian anaknya tanpa surat secara resmi mengatakan bahwa Kepala Sekolah sengaja membuat alasan-alasan tertentu agar anaknya diberhentika.

"Ia saya ke sekolah ini karena saya mau mempertanyakan kepada kepala sekolah kenapa anak saya dipecat, kata kepala sekolah tadi bahwa anak saya dikeluarkan disekolah itu karena telah berbuat jinah diluar sekolah, kenapa dihubung-hubungkan masalah pribadi anak saya diluar sekolah!," ujar Asatia emosi.

Kepala Sekolah SMK Swasta Kristen Harapan Sejahtera yang juga merupakan Pimpinan Yayasan Sekolah, Pendeta Sarofati Gea mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya tidak memecat kedelapan orang Guru Honorer tersebut. Sebab beberapa Guru Honorer sudah ada yang mengundurkan diri karena kekurangan jam mengajar.

"Sebenarnya kita tidak memecat mereka, bahkan sebagian dari mereka ada yang langsung mundur karena mengajar di sekolah lain, dan juga karena jam les mata pelajaran disekolah kita disini sudah berkurang," jelasnya saat dikonfirmasi di Sekolah, Sabtu (19/7/2014).

Ditambahkanya, pengurangan tenaga honorer tersebut disebabkan pihak sekolah sedang melakukan pembenahan manajemen sekolah untuk menyesuaikan dengan kurikulum 2013 yang saat ini mulai diterapkan disekolah.

"Kita juga disini sedang membenahi manajemen sekolah dan menerapkan kurikulum 2013, dimana dalam kurikulum tersebut ditekankan mengenai karakter seseorang guru tersebut, apabila ada karakter guru tersebut diluar sana,maka kita tidak bisa pertahankan disini. Kalau mengenai surat pemberitahuan secara resmi, dalam waktu dekat ini kami akan beri surat secara resmi," ujarnya.

Menjawab adanya dugaan pemberhentian Guru Honor akibat kerap menanya penggunaan RBOS, Sorifati membantah adanya keterkaitan hal tersebut. Sebab menurutnya tidak ada hubungan apa yang dipertanyakan para Guru Honor dengan pemberhentian mereka.

" Tidak ada hubungan untuk dana BOS, karena Dana BOS tersebut sudah kita gunakan untuk keperluan sekolah disini" ujarnya. (Budi Gea)

Iklan

Loading...
 border=