Terbaru

DR.Radjiman Wedyodiningrat Keturunan Orang Nias.?

Oleh: Berthison David Mendrofa

Seakan tergelitik rasa penasaran saya untuk coba menulis sebuah artikel ini ketika membaca selembar surat kabar yang terbit tahun 1952 yang saya peroleh dari seorang sahabat di Onowaembo Gunungsitoli saudara Hiburan Kasih Telaumbanua, yang mana surat kabar tersebut di dapat dari sepupunya Perwira Telaumbanua yang merupakan anak dari mendiang bapak PR. Telaumbanua Mantan Bupati Nias Tahun 40-an dan Juga Mantan Gubernur Sumatera Utara yang berasal dari Pulau Nias.

Surat kabar tersebut memberitakan satu hal yang membuat kita orang nias menjadi bangga ketika seorang tokoh pejuang kemerdekaan di tanah jawa pada masa pra kemerdekaan adalah seorang putra berdarah Nias. 

Siapa tokoh pejuang tersebut? Ya, beliau adalah DR.RADJIMAN. Ketika Masih duduk dibangku sekolah menengah atas  pada tahun 90-an saya sering membaca dipelajaran sejarah dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa (PSPB) tentang sosok tokoh pejuang ini.

Dari pendidikan sejarah yang dipelajari di sekolah-sekolah maupun dari laman online saat ini sejarah hidup seorang DR. RADJIMAN adalah salah seorang pendiri Boedi Oetomo beliau lahir di Mlati Sleman Yogyakarta 21 April 1879. Pernah menjabat sebagai ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun 1945, beliau juga seorang dokter yang menggali ilmu dibeberapa negara antara lain Belanda (1919-1920) memperoleh keahlian bidang ilmu rontgenologi, Jerman (1911) bidang endoscopie, dan tiga sertifikat kedokteran dari Paris tahun 1930.

Peran DR. Radjiman dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia antara lain salah satu penggerak munculnya Boedi Oetomo sampai pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Puncak peranannya terjadi ketika DR. Radjiman menjadi ketua BPUPKI di jawa pada akhir Mei 1945 dan sebagai ketua BPUPKI.

Radjiman pernah menanyakan tentang dasar negara saat Indonesia merdeka, maka Bung Karno Mengenalkan uraian tentang Pancasila, uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia diyakini pernah ditulis oleh Radjiman dalam sebuah pengantar penerbitan buku yang pertama tahun 1948 di desa Dirgo kecamatan widodaren, Ngawi Jawa Timur. 

Selain itu Radjiman juga menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kemudian menjadi anggota Dewan Perimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI). Dalam perkembangannya Radjiman sebagai anggota tertua DPR RI mendapat kehormatan untuk memimpin rapat pertama lembaga itu, selama 1950-1952 Radjiman menjadi anggota DPR RI.

Menurut beberapa sumber online dan buku buku sejarah terbitan tahun 90-an DR. RADJIMAN adalah anak seorang penjaga toko kecil di Yogyakarta yang kemudian diangkat anak oleh DR. Wahidin Sudiro Husodo yang juga salah satu Pahlawan Nasional, yang mempunyai pendidikan tinggi serta karir politik yang cemerlang dan juga sempat menjabat sebagai anggota DPR RI.

DR. RADJIMAN wafat pada 20 September 1952 yang kemudian dimakamkan di Mlati Sleman tangggal 21 September 1952, pemakaman tersebut dihadiri oleh Presiden Soekarno, yang secara khusus membatalkan agenda Nasional hanya untuk memberi penghormatan terakhir kepada Dr. Radjiman.

Sejarah DR. RADJIMAN yang digambarkan diatas memang yang selama ini sering kita baca, tetapi seakan semua sejarah yang ada seakan buyar ketika saya membaca sumber media yang terbit tahun 1952 yang mengatakan bahwa Dr. Radjiman adalah anak dari seorang bapak yang berasal dari Pulau Nias yang Pensiunan Prajurit dan ketika bapak beliau meninggal menurut sumber media 1952 tersebut beliau juga diangkat anak oleh DR. Wahidin. Sambil membayangkan bahwasannya jikalau benar berita tersebut salah satu Keturunan putra dari pulau Nias, besar andilnya untuk kemerdekaaan Republik Indonesia ini.

Sedikit analisa atau hipotesa saya,  berita tersebut benar adanya di karena beberapa faktor yaitu :

1. Dimungkinkan salah satu putra dari pulau nias merantau ke tanah jawa untuk ikut berperang dan kemudian menikah di tanah Jawa.

2. Jika melihat berita tersebut yang mengatakan orangtua DR. Radjiman berasal dari Pulau Nias, kita coba kembali ke masa itu seberapa terkenalnya kata Pulau Nias di Yogyakarta pada tahun 50an.

3. Menurut beberapa sumber lisan juga bahwasanya hal tersebut berasal dari pulau Nias berasal dari sambutan Presiden  Soekarno ketika mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir beliau. 

4. Kedekatan hubungan dalam masa pra kemerdekaan antara Presiden Soekarno dan Dr. Radjiman bisa dimungkinkan mereka berbagi cerita satu sama lain.

5. Pada Tahun 1949 secara khusus Presiden Soekarno mengunjungi Pulau Nias untuk menjumpai PR. Telaumbanua yang saat itu menjabat sebagai Bupati Nias dan membahas sesuatu di kediaman pribadi beliau di desa Onowaembo Gunungsitoli.

(Analisa atau hipotesa penulis masih perlu juga diuji karena masih merupakan asumsi)

Terlepas dari simpangsiur berita dan sejarah tentang DR. Radjiman saya merasa bangga bahwasannya sempat muncul diberita tahun 50-an Orang Nias (Ono Niha) salah satu bapak pendiri bangsa ini.

Semoga sedikit ulasan yang alakadarnya ini bisa menggugah penggiat sejarah Pulau Nias untuk bisa saling mendapat informasi yang lebih terperinci tentang tokoh tokoh dari Nias, dan untuk Pemeritah Daerah dari empat Kabupaten dan satu Kota dapat memfasiltasi untuk penggalian informasi yang mendalam, dikarenakan menurut hemat saya hal ini jika benar maka akan lebih membawa Pulau Nias yang kita cintai mempunyai khasanah baru dalam sejarah perjuangan bangsa ini dan tentunya akan membanggakan kita semua masyarakat Pulau Nias.

YA`AHOWU..!

Iklan

Loading...
 border=