Lima Hari Terombang Ambing Di Lautan, Ini Kronologi Penemuan Tiga Nelayan Hilang
Gunungsitoli,- Setelah hilang selama Lima hari saat melakukan pelayaran menggunakan Perahu Mesin dari Aceh Singkil menuju Haloban, Pulau Banyak, Tiga nelayan asal Aceh yang mengangkut bahan bangunan akhirnya selamat.
Sebelumnya perahu mesin milik nelayan itu hendak mengangkut pasir sirtu sebanyak 14 kubik ke Pulau Banyak. Namun dalam perlayarannya mesin perahu mereka rusak hingga terombang ambing dilautan antara Aceh dan Nias. Tiga orang nelayan yang ada di perahu tersebut adalah Rijikin, Jiat dan Wiro semuanya warga Aceh.
Tim Sar dari Aceh dan Nias sejak dikabarkan hilang terus berkoordinasi serta berusaha melakukan pencarian di perairan antara Aceh dan Nias.
Koordinator Pos Sar Nias, Bobby Purba kepada wartanias.com menceritakan kronologi hilang dan ditemukannya tiga nelayan itu, Rabu (29/06/2016).
Awalnya tiga nelayan tersebut berangkat dari Aceh Singkil pada hari Kamis, 23 Juni 2016, Pukul 09:00 Wib. Ketiga nelayan ini mengangkut pasir Sirtu sebanyak 14 kubik dan dimuat diatas Boat menuju Haloban.
"Pada hari kamis itu tepat pukul 13:00 mesin Boat mereka rusak. Mesin itu rusak saat mereka berada antara Aceh Singkil dan Palambak,"ujar Bobby.
Saat itu, mereka sempat mengganti mesin Boat dengan mesin cadangan yang telah disiapkan setiap pelayaran. Nasib mereka tidak beruntung, mesin cadangan itu tidak bisa difungsikan karena tidak ada oli.
Saat itu langsung terjadi angin kencang disertai badai sehingga arus laut menuju arah selatan.
"Salah satu diantara mereka menghubungi kerabatnya tang bernama Fambo di Haloban untuk mengantarkan oli mesin boat. Namun karena badai besar, saudara Fambo terlambat sampai di lokasi. Sekitar jam 20:00 malam ia akhirnya sampai juga diposisi saat tiga nelayan tersebut menghubunginya. Namun Fambo kaget boat milik nelayan itu tidak berada dilokasi,"tutur Bobby.
Sejak hari kamis sampai dengan hari minggu (26/06/2016), tiga nelayan itu akhirnya terombang ambing dilautan menuju perairan Lahewa, Nias Utara. Mereka tidak bisa meminta bantuan lagi di darat sebab signal ponsel mereka tidak ada.
"Pada hari minggu sekitar pukul 16:00 Wib ponsel mereka dapat signal. Mereka sempat menghubungi kerabat yang ada di Nias. Namun komunikasi itu tidak berlangsung lama karena arus laut cukup kencang dan terus menyeret Boat mereka,"tutur Bobby.
Para nelayan itu terus terombang ambing di lautan. Hingga keesokan harinya pada hari senin 27 Juni 2016, pukul 14:00 Wib siang ketiga nelayan itu bertemu dengan sebuah boat yang sedang memancing dari Pulau Nias. Saat itu ketiga nelayan tersebut memint bantuan air minum dan sedikit oli kotor.
"Pada hari itu pukul 15:00 Wib setelah mendapatkan sedikit oli mereka langsung berlayar menuju Haloban dan tidak berlabuh dulu di daratan Pulau Nias,"katanya.
Ke'esokan harinya pada Selasa 28 Juni 2016 ketiga nelayan itu sampai didaratan Haloban dengan kondisi lemas karena belum makan selama terombang ambing. Persediaan makanan yang mereka bawa hanya untuk satu hari perjalanan dari Aceh Singkil.
Di Haloban mereja langsung menuju rumah kerabat mereka Fambo. Disana mereka diberikan pertolongan medis seadanya.
"Pak Razikin menderita sakit asam lambung dengan tensi darah 90. Pak Wiro tangan kanannya terluka karena terjepit saat mengganti mesin sedangan rekan mereka satu lagi, Pak Jiat tidak mengalami apa-apa,"tutup Bobby. (Budi Gea)