Tiba-tiba Sihar Dicecar Persoalan Kopi, Ini Jawaban Darinya
Sihar saat di PRSU |Foto: istimewa |
MEDAN,- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara, Sihar Sitorus jadi pembicara dadakan saat mengunjungi Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Sabtu (7/4/2018). Tak ada persiapan, Sihar justru sukses menguasai topik pembahasan.
Peristiwa itu bermula saat tiba-tiba Sihar ditarik masuk ke dalam sebuah stand yang tengah digelar diskusi dengan tema 'Jelajah Kopi Mantap Melangkah'. Sihar yang saat itu sedang mengelilingi stand, ditarik pembawa acara dan langsung diserahkan pengeras suara. Tanpa dikomando, Sihar pun dicecar pertanyaan seputar kopi.
"Bang Sihar, banyak kopi dari Sumatera Utara ini, apa yang sangat perlu dilakukan untuk lebih memperkenalkan kopi dari Sumut ini keluar," ungkap pembawa acara.
Menurut Sihar, Sumut memiliki kekayaan akan kopi. Sebut saja, kopi Lintong, Sipirok, Mandailing, Sidikalang, Karo, Dolok Sanggul dan lainnya, yang menjadi keterwakilan cita rasa bagi penikmat kopi. Sayangnya, masih banyak kopi yang memiliki cita rasa tinggi belum dikenal.
"Menurut saya, dengan beragamnya kopi di Sumut ini, perlu dilakukan suatu festival kopi khususnya Sumut. Untuk memberikan edukasi, wawasan, juga untuk mempersatukan dari semua kopi itu. Jadi orang tahu bahwa Sumut juga kaya akan kopi," ungkap Sihar yang juga enterpreneur sukses itu.
Ia menjelaskan, dengan festival tersebut akan memberikan ruang bagi semua jenis kopi asal Sumut untuk lebih dikenal. Juga turut membantu medongkrak pendapatan petani. Hal ini pula yang menjadi program Djarot-Sihar (Djoss) yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu dalam memajukan UKM, termasuk di dalamnya medongkrak kopi untuk lebih dikenal.
"Dengan banyaknya kopi dari Sumut ini, saya kira juga perlu satu branding sebagai wakil dari semua kopi untuk memperkenalkan kopi Sumut ini lebih dikenal. Dan dampak positif juga dirasakan petani kopi itu sendiri," tambahnya.
Soal kopi, sungguh tak asing bagi Sihar. Pria yang berpasangan dengan Calon Gubernur (Cagub) Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat itu cukup mengetahui sejarah dan perkembangan kopi.
"Saya pernah baca buku tentang perjalanan kopi. Awalnya bangsa Portugis yang menemukan biji kopi, tapi tidak mengetahui bila itu bisa diolah menjadi minuman. Kopi ini dibawa ke Belanda dan diolah menjadi minuman yang memberikan sensasi. Hingga akhirnya, Belanda yang memperkenalkan kopi ke berbagai dunia," jelas Sihar.
Pembicara lainnya, Eka, menyebutkan, bahwa harga beli kopi di Sumut masih sangat jauh dari harga ideal. Hal ini berdampak bagi kesejahteraan petani kopi itu sendiri.
"Ini karena masih banyak petani kopi tidak mengetahui bila kopi, khususnya kopi Arabika yang ditanam bisa diminum. Masih banyak petani yang dirasuki pemikiran bahwa kopi Arabika ini hanya bisa digunakan untuk bahan mesiu. Sehingga kopi dijual murah," jelasnya yang diamini pembicara lainnya, Avena. (red/rls)