Warga Ramunia: Kami Sudah Lama Diintimidasi
Sihar bersama warga Ramunia |Foto: Istimewa |
PANTAI LABU - Warga Ramunia, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang menyampaikan penderitaan yang mereka rasakan di desa tersebut atas sengketa lahan selama ini. Melalui curahan hati mereka kepada Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut nomor urut dua Sihar Sitorus ini mereka berharap bisa dibantu.
Warga menjelaskan, sejak beberapa tahun terakhir mereka tidak henti-henti mendapat intimidasi dari sejumlah oknum. Mereka mengaku sejak sengketa lahan, intimidasi tersebut terus terjadi hingga membuat mereka semakin tertekan dalam memperjuangkan lahan mereka.
"Kami sangat tertindas, kami tidak tahu harus berbuat apa-apa. Sebab kami hanya korban dari perampasan. Tanah itu milik kami dan sekarang dipagari dan kami tidak bisa keluar, kami harus memanjat," terang salah seorang ibu berhijab, bernama Samsiah (50), kepada Sihar saat mengunjungi mereka.
Samsiah mengatakan, bahwa mereka ada warga yang menolak perampasan tanah mereka. Sejak tiga tahun terakhir, listrik di rumah mereka sudah diputus akibat melawan. Yang lebih menyakitkan lagi, lahan mereka juga ditembok sehingga mereka merasa benar-benar terpenjara. "Kami bolak balik diintimidasi dan kami tidak tahu mau mengadu pada siapa. Kami berharap bapak memperhatikan nasib kami," jelasnya.
Warga lainnya, Iran (60), warga Dusun Ramunia, Desa Ramunia Kecamatan Pantai Labuhan Batu juga mengatakan hal yang sama. Secara singkat Iran menceritakan bahwa tanah itu adalah milik mereka. Dulu tanah itu dikuasai Belanda. Sejak Indonesia merdeka, mereka menguasai lahan itu. Dengan proses yang cukup panjang, pada tahun 1956 Menteri Agraria pada masa itu memberikan mereka kartu kepemilikan. Namun belakangan, banyak konflik yang terjadi dan ada oknum yang mengambil alih tanah tersebut. "Oknum dari petugas negara mengambil lahan itu, bahkan kami diintimidasi terus menerus. Kami tidak merampas tanah, tetapi kami mempertahankan tanah kami," katanya.
Sementara itu warga lainnya, Open Manurung juga menuturkan hal yang sama. Bahkan dalam salah satu pemberitaan media TV nasional, Open sempat dibentak-bentak karena demo mempertahankan tanah tersebut. Open mengatakan bahwa dia sangat tertekan atas tindakan tersebut. Alasannya pada waktu itu Medan harus bersih, karena presiden ingin berkunjung ke Medan. Waktu itu mereka tidak tahu harus mengadu kemana lagi. "Bahkan gubernur pada masa itu justru mengolok-olok kami dan mengatakan kami merampas tanah," katanya.
Setelah menerima curhatan mereka, Sihar Sitorus mengatakan bahwa banyak persoalan tanah di Sumut yang tidak selesai. Karena itu wakil Djarot Saiful Hidayat tersebut mengatakan bahwa pasangan mereka akan memprioritaskan penuntasan masalah tanah yang ada di Sumut. Karena hal tersebut mengakibatkan banyak korban. Yang pasti menurut calon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, masyarakat harus sama-sama berjuang dalam menuntaskan persoalan yang ada saat ini. "Ini bukan hanya di Deliserdang, kita akan bergerak cepat menuntaskan persoalan yang terjadi saat ini apabila sudah terpilih nanti," katanya. (red/rls)