Ditantang Guru Besar USU, Ini Jawaban Sihar
Sihar Sitorus |Foto: istimewa |
MEDAN - Akademisi Universitas Sumatera Utara mendorong pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus (DJOSS) untuk berani tampil dan berani mengambil keputusan terhadap partai politik pendukung bila dipercaya memimpin provinsi ini 2018-2023 mendatang.
Dorongan tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Hukum USU, Prof Dr Hasyim Purba SH saat hadir sebagai pembicara di talk show live di Radio Lite FM Jalan Sei Batang Serangan, Rabu (9/5/2018) pagi. Talk show yang dipandu Pieter Manopo itu fokus dengan topik 'Peluang Pasangan Calon' menghadirkan Sihar Sitorus dan Guru Besar Fakultas Hukum USU, Prof Dr Hasyim Purba SH sebagai narasumber.
"Bila sudah menjabat gubernur, bukan gubernur partai pendukung. Tapi gubernur milik masyarakat Sumut. Gubernur harus berjalan on the track," tegasnya.
"Siapa pun yang terpilih,gubernur harus berani. Dilanggar harus ditindak. Ada ketentuan yang mengatur wewenang gubernur, sekarang tinggal implementasinya saja," tambahnya.
Tak hanya berani, Hasyim juga menantang paslon dengan tagline 'Semua Urusan Mudah dan Transparan' itu agar tak terikat dengan kontrak politik partai pendukung. Menurutnya hal ini sangat penting agar wewenang dan keputusan gubernur mendatang, benar-benar memihak rakyat.
Hasyim yang juga menjabat Dekan Fakultas Hukum Universitas Harapan itu tak menampik jika hal wajar bila adanya deal politik antara paslon dengan partai pendukung. Namun, deal politik tersebut harus dicermati dengan selektif. Agar, Sumut tak lagi kehilangan pemimpin karena terjerat kasus korupsi. "Deal politik biasa, tapi harus di manage dengan baik.
Kalau tidak akan terus begini kondisinya, bisa ditangkap KPK lagi. Kita berharap, ke depannya jangan terjadi lagi," harapnya.
Menjawab tantangan tersebut, Sihar pun yang menegaskan, hal itu mampu dilakukan paslon yang diusung PDIP Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. Dasar penegasan tersebut, bahwa partai pengusungnya menjunjung tinggi komitmen untuk menyejahterakan masyarakat.
"Kami mampu. Karena kami tidak ada keterikatan masa lalu. Juga, partai politik pendukung kami mempunyai ideologi untuk menyejahterakan rakyat," tegas Sihar.
Dasar lainnya, tambah pria murah senyum itu, masa lalu yang suram dialami Sumatera Utara membulatkan tekad Djoss fokus menyejahterakan Sumatera Utara.
"Apalagi pengalaman yang lalu, harus menjadi pelajaran kita semua. Saya dan Pak Djarot sangat berkeinginan dan bertekad memajukan dan menyejahterakan Sumatera Utara. Juga kami harus hadir di tengah-tengah permasalahan yang dihadapi masyarakat," jelas Sihar.
Kesempatan tersebut, Sihar pun mengajak masyarakat untuk berani lantang dalam menyuarakan perubahan bagi Sumut ke depannya. Dirinya pun berharap, pesta demokrasi ini tak menjadikan hilangnya rasa persaudaraan.
"Pilgub ini menjadi kesempatan besar untuk warga Sumut menyuarakan suaranya dengan lantang. Langtanglah di 27 Juni 2018 nanti. Jangan karena Pilgub Sumut ini, persaudaraan kita hilang, pertemanan kita hilang. Siapa pun pemenang nanti, kita ingin Sumut damai. Begitu juga jika Djoss menang," pungkas Sihar. (red/rls)