Isu Putra Daerah Harus Menjadi Pilihan Mengacaukan Konsep Pembangunan Sumut
Sihar Sitorus |Foto: istimewa |
PENYABUNGAN - Masyarakat diharapkan menentukan pilihan dengan melihat konsep pembangunan. Serta harus rasional dalam melihat konsep pembangunan dengan tolak ukur kebangsaan dan kekuatan bingkai kebhinnekaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Forum Pelestarian dan Pengembangan Adat Budaya Daerah Kabupaten Mandailing Natal, H Amran Nasution dalam bincang-bincang bersama warga dan Sihar Sitorus di Penyabungan. Amran mengatakan bahwa banyak perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari perbedaan agama, suku ras dan beragam lainnya. Namun harus dipahami bahwa konsep pembangunan bangsa saat ini lahir dari kebersamaan dalam berbagai perbedaan. Karena itu masyarakat juga harus dapat menentukan pilihan dengan baik.
"Dalam hal ini kita tidak membedakan agama dalam menentukan pilihan. Karena tujuan kita memilih pemimpin sesuai dengan ideologi kebangsaan kita," katanya, Senin (28/5/2018).
Amran mengharapkan agar ke depan masyarakat juga semakin kuat dan bersama menentukan pilihan yang tepat. Serta melihat demokrasi sebagai salah satu alasan untuk menentukan pilihan yang baik dan bukan untuk memecah belah persatuan. "Siapa saja boleh menjadi pemimpin asal sesuai konsep kebangsaan karena tujuan kita untuk membangun di alam demokrasi. Dan harus saling menjaga dan menghargai," katanya.
Sementara itu Sihar Sitorus mengatakan bahwa keberagamaan itu sudah ada sejak dulu dan bukan hanya pada lingkar sosial saja melainkan dalam lingkaran kecil di kehidupan manusia juga sudah ada. Tetapi harus dipahami bahwa yang membuat Indonesia merdeka adalah persatuan dan kesatuan dari keberagaman bangsa. Sehingga masyarakat juga tidak boleh terpengaruh dengan guyonan yang masih mempersoalkan perbedaan.
Di sisi lain, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara (Sumut) nomor urut dua tersebut juga mengatakan persoalan putra daerah atau tidak bukan lagi batasan dalam membangun. Karena hal tersebut sering diucapkan sebagai dalil untuk mengacaukan konsep membangun yang ditawarkan kepada rakyat. Padahal jika dilihat dari kenyataan silsilah hidup sekali pun dari beberapa kandidat saat ini, hanya dia yang dapat disebut sebagai putra Sumut asli karena memiliki tanah leluhur di Sumut.
Namun menurut wakil dari H Djarot Saiful Hidayat itu, tujuan untuk maju adalah membangun, dengan kata lain orang Sumatera juga banyak yang menjadi pemimpin di daerah lain. "Karena kalau kita dikerucutkan dengan bahasa dangkal sebagai pendatang maka kita tidak akan maju. Karena itu harus rasional dalam menentukan pilihan," katanya. (red/rls)