PT Kirana Megatara Mencoba Tampung Produksi Karet di Pulau Nias
 |
| Bupati Nias Barat saat menyerahkan Cendramata | Foto : Humas |
Menurut Bupati Nias Barat, kedatangan PT Kirana Megatara Jakarta adalah tanda awal perwujudan peningkatan taraf hidup ekonomi rakyat, terutama dalam menyikapi persoalan harga Komoditi Karet yang terus merosot dan sangat memukul gairah dan semangat para Petani Karet di Pulau Nias ini dan khususnya di wilayah Kabupaten Nias Barat.
"Bahwa Nias Barat merupakan penghasil Karet terbesar di antara Kabupaten Kota di Pulau Nias. Kita berharap kemitraan ini menjadi Karya Nyata dalam meningkatkan taraf hidup petani, karena melalui action ini kedepan akan terbuka lapangan kerja dan Petani-petani kita kembali bergairan dalam pengembangan komodity Karet," ujar Bupati.
Kordinator Utusan PT. Kirana Megatara Jakarta, Effendy meenjelaskan bahwa kedatangan mereka tepat pada waktunya, dimana harga beli Karet dari petani sangat rendah kisaran Rp. 4.000 hingga Rp. 5.000/Kg. Hal itu terjadi karena harga Karet Dunia dalam kisaran US$ 1,54 per Kg pada 31 Januari 2018, ditambah potongan biaya operasional dan biaya transportasi dan adanya kemungkinan permainan harga pada tengkulak.
"Kita berupaya untuk memikirkan bagaimana menyikapi persoalan harga Karet yang saat ini sangat memukul petani. Intinya adalah melalui kemitraan ini, kita mau meningkatkan taraf hidup petani,"ujar Effendy.
Dengan memperhatikan hal tersebut, PT. Kirana Megatara Jakarta akan mencoba menampung produksi Karet di Pulau Nias dengan sentral Nias Barat, sambil juga dilakukan sosialisasi kepada Petani Karet dengan harapan agar kualitas kadar getah diperhatikan serta pentingnya peremajaan tanaman Karet dengan mekanisme pertanian yang efektif, efesien dan bermutu.
Untuk diketahui bahwa PT. Kirana Megatara, Tbk (a subsidiary company of Triputra Group) adalah perusahaan pengolahan karet (crumb rubber processor) terbesar di Indonesia. (Red/rls)
