Terbaru

Telusuri Pematang Sawah, Sihar Berbincang-bincang dengan Petani Lanjut Usia

Sihar bersama seorang petani tua |Foto:
Istimewa
BATANG ANGKOLA - Mobil Toyota Innova yang ditumpangi Sihar Sitorus tiba-tiba berhenti di salah satu ruas jalan desa di Hurase, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, belum lama ini. Dia berhenti dan turun dari mobil setelah menjelajahi beberapa desa di kawasan Batang Angkola. Setelah turun dia menelusuri pematang sawah dan melangkah menyapa dua pasangan lanjut usia yang sedang merawat padi di hamparan sawah. Dua pasangan lanjut usia tersebut yakni Rosida Aritonang yang sudah menapaki usia 63 tahun beserta suaminya bernama Tinggi yang sudah berusia 65 tahun.


Kedua orang tua lanjut usia tersebut mengaku masih terus berjuang untuk memenuhi kehidupan mereka. Selain itu aktivitas di persawahan untuk membersihkan gulma dari padi yang sudah mulai tumbuh merupakan rutinitas yang harus mereka jalani, agar tubuh mereka tidak kaku menjalani usia tua. Mereka memilih terus bekerja selama tenaga masih ada. Sebab bagi mereka usia bukanlah penghambat beraktivitas melainkan lembaran waktu yang dapat dijadikan pelajaran agar terus berjuang.


“Saya punya anak delapan, mereka semua saya besarkan dan saya sekolahkan lewat bertani. Saya bersyukur kepada Tuhan karena diberikan kesempatan untuk membesarkan dan menyekolahkan anak. Perjuangan menyekolahkan mereka bukan hal yang mudah, tetapi tidak juga hal yang sukar. Karena Tuhan selalu memberikan jalan kepada kami,” terangnya sesaat setelah berbincang dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara (Sumut) nomor urut dua tersebut.


Sihar yang mendengarkan cerita itu mengaku sangat terinspirasi. Pasalnya orang tua seperti mereka tidak pernah berhenti berjuang demi menjalani hidup mereka. Mereka adalah gambaran dari orang tua di Sumut yang selalu menunjukkan kebaikan dari keseharian mereka. Rosida kemudian melanjutkan ceritanya dan mengatakan bahwa tahun lalu mereka mengalami gagal panen. Kegagalan panen merupakan hal yang kerap mereka hadapi. Mereka tidak mengerti teknologi pertanian dan mereka bekerja sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.


“Kalau kami beli pupuk, kami hanya sebut penyakitnya dan kami akan diberikan resep obat yang sudah dicampur oleh penjual pupuk. Kami berharap ke depan pemerintah hadir untuk membantu kami agar kami lebih mapan lagi dalam bertani,” jelasnya.


Rosida mengaku sudah sangat mengenal keluarga Sitorus, yakni orangtua dari Sihar Sitorus bernama DL Sitorus. Ayah Sihar disebutnya sebagai salah satu tokoh Sumut yang sangat dermawan dan suka membantu. Karena itu menurut Rosida, Sihar harus bisa mengikuti jejak orangtuanya dan membantu sesama. Terlebih jika nanti sudah terpilih menjadi Wakil Gubernur Sumut mendampingi H Djarot Saiful Hidayat. “Kami sudah pasti memilihmu nak, tetapi perhatikanlah nanti nasib warga seperti kami ini,” katanya dalam bahasa Batak.  


Asyik mendengarkan cerita kedua orang tua tersebut, Sihar pun menaruh rasa simpatik kepada kedua orang tua tersebut. Hal itu terlihat di wajah Sihar yang dengan tekun mendengarkan cerita dari orang tua tersebut. “Saya datang ke sini untuk menyapa dan meperkenalkan diri, termasuk program kami nantinya apabila sudah terpilih menjadi gubernur bersama H Djarot Saiful Hidayat,” jawab Sihar yang juga menggunakan bahasa Batak.


“Inang (sebutan ibu dalam bahasa batak) tidak perlu kawatir. Kami sudah memiliki program untuk kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan. Nantinya kalau kami terpilih, Inang akan mendapatkan kartu seperti ini,” lanjut Sihar sambil mengeluarkan tiga contoh kartu dari dalam kantong bajunya.


Sambil terus berbincang dengan Rosida, Sihar memperkenalkan program-program mereka dalam membangun Sumut. Program tersebut akan diluncurkan dengan Kartu Sumut Pintar, Kartu Sumut Sehat dan Kartu Sumut Sejahtera. Nantinya petani dan nelayan juga akan menerima mamfaat dari program mereka. Termasuk adanya asuransi yang akan diberikan kepada petani dan nelayan. “Doakan inanglah dan dukung inanglah, jangan golput ya inang. Karena kalau inang tidak memilih maka akan sia-sia program ini,” harap Sihar.




Usai berbincang dengan kedua petani lanjut usia tersebut Sihar pun disapa salah seorang nenek tua di pinggir jalan. Dia berjalan mendekati Sihar dibantu oleh seorang anggota legislatif Sumut bernama Sutrisno Pangaribuan. Sutrisno berkata kepada Sihar bahwa orang tua tersebut memaksa untuk bertemu Sihar, sehingga dia menuntunnya berjalan mendekati Sihar. Setelah melihat Sihar nenek tua itu pun langsung berteriak mengucapkan doa agar Sihar menang di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut. “Monang do ho amang da, di dongani Tuhan I ma ho padengganton hutatta on,” kata orang tua tersebut.


Dalam bahasa Indonesia, nenek itu mengatakan bahwa Sihar akan menang dalam Pilgub Sumut ini, serta akan diberkati Tuhan dalam membangun kampung halaman. Belakangan Sihar mengetahui bahwa nenek tua tersebut boru Nainggolan. Usianya sudah sangat lanjut bahkan di atas 80 tahun. Nenek tua tersebut berharap agar Sihar menjadi pemimpin yang bijak. “Terima kasih Inang, doakan saya. Karena doa seorang ibu akan menjadi kekuatan untuk anaknya,” jawab Sihar.


Sesudahnya, Sihar yang ditemui wartawan pun mengaku bahwa saat ini Sumut membutuhkan program-program inovatif yang dapat digunakan warga dengan maksimal. Dari mulai persoalan pertanian hingga pendampingan terhadap para orang tua usia lanjut. Sihar mengaku bahwa mereka sudah mempersiapkan program tersebut untuk dilaksanakan apabila sudah terpilih nantinya dalam memimpin Sumut.(red/rls)

Iklan

Loading...
 border=