Terbaru

SMKN 1 Alo'oa Diprediksi Akan Hasilkan Jagung berton-ton

Kacabdisdik Gunungsitoli saat mencek tanaman jagung
Gunungsitoli, - Sekolah Menengah  Kejuruan (SMK) Negeri 1 Alo'oa Kecamatan Gunungsitoli Alo'oa Kota Gunungsitoli diprediksi akan menghasilkan panen jagung hingga berton-ton. Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Gunungsitoli, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Gatimbowo Lase saat ditemui wartanias.com diruang kerjanya, Kamis (10/01/2019).

Panen yang akan dihasilkan tersebut merupakan hasil penanaman yang dilakukan dalam rangka revitalisasi SMK oleh Gubernur Sumatera Utara. Dimana sebanyak dua unit sekolah sebagai percontohan yakni SMK Negeri 1 Alo'oa dan SMK Negeri 2 Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara.

" Lahannya ada kurang lebih satu hektare dan tanaman disana suburnya luar biasa. Jika tidak ada arang melintang atau halangan maka, SMK Negeri 1 Alo'oa ini kita prediksi menghasilkan Jangung hingga hitungan 'Ton' banyaknya saat panen", terang Gatimbowo.

Masih dijelaskannya bahwa nantinya setelah panen jagung, lahan yang telah ada kembali diolah untuk dipergunakan menanam jenis tanaman lain dan  hal yang sama juga akan diterapkan di SMK Negeri 2 Tuhemberua.

"Kemarin kita telah diskusi dengan ibu ketua Prgram Studi pertanian di SMK Negeri 1 Alo'oa supaya untuk merubah unsur hara dalam tanah, setelah jagung, kita tanam kacang panjang. Jadi kita ganti tanamannya. Untuk SMK N 2 Tuhemberua, setelah panen jagung nantinya, maka kita tanam Kacang Tanah. Karena saya melihat tanah yang ada dimana lebih gembur dibandingkan yang ada di Alo'oa," tambahnya. 

Selain itu, Gatimbowo juga menyampaikan bahwa selain dari dua SMK tersebut, SMK Negeri 1 Afulu juga sudah melakukan penanaman 3 jenis tanaman selama tahun 2018 ini. 

"Diantaranya yakni, Sawah dengan luas kurang lebih dua hektare dengan menggunakan bibit padi S4, kemudian Cabai serta Tomat," jelas Gatimbowo.

Dia juga menjelaskan bahwa tujuan melakukan kegiatan pertanian tersebut ialah untuk menciptakan siswa-siswi yang produktif dan siap pakai.

"Sehingga hal ini kita harapkan dapat mengurangi angka pengangguran ketika mereka tidak melanjutkan keperguruan tinggi," berbernya.  (Ferry Harefa)

Iklan

Loading...
 border=