Walikota Gunungsitoli Himbau Agar Ada Kesetaraan Gender Di Bidang Pendidikan
Walikota Gunungsitoli | Foto : Ferry Harefa |
Gunungsitoli, - Walikota Gunungsitoli, Ir. Lakhomizaro Zebua, menghimbau serta mengharapkan agar semua pihak menghormati perjuangan Raden Ajeng Kartini guna mewujudkan kesetaraan Gender.
"Melalui Peringatan hari kartini ini, Saya mengajak kepada Kartini-Kartini kota Gunungsitoli, untuk menghormati perjuangan Raden Ajeng Kartini guna mewujudkan kesetaraan Gender di era modern terutama di bidang Pendidikan dan secara umum kesetaran Gender di semua bidang," harap Walikota dalam arahannya pada kegiatan peringatan Hari Kartini Ke-140 Kota Gunungsitoli tahun 2019 bertempat di halaman Kantor Walikota Gunungsitoli, Selasa (30/04/2019) lalu.
Menurut dia, peringatan Hari Kartini Tahun 2019 dengan Tema 'Perkuat Advokasi dan Aksi Nyata Untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Formal Perempuan', merupakan amanat dan sekaligus peringatan bagi semua pihak.
"Bahwa sebagai perempuan yang berkualitas dan penerus emansipasi Kartini, harus terus berjuang memperbaiki sumber daya perempuan dalam mengembangkan dan meningkatkan pendidikan, keterampilan atau skill dalam membangun hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," tegasnya.
Walikota juga menyebutkan bahwa atas perjuangan R.A. Kartini, kini masyarakat bisa melihat perempuan -perempuan Indonesia yang hebat, tidak hanya berprofesi sebagai lbu rumah tangga tapi berpartisipasi dan berkonstribusi dalam memberi warna kehidupan masyarakat
dengan berbagai kegiatan-kegiatan pembangunan, sosial budaya, politik dan sebagainya.
"Perjuangan R.A. Kartini telah membawa dampak yang sangat luar biasa. Saat ini kaum wanita berada diposisi kepemimpinan, bukanlah suatu hal yang tabu lagi, namun adat ketimuran bangsa ini tetap kita junjung tinggi. Sebagai kaum wanita hendaknya juga tidak melupakan kodratnya yang memiliki tugas utama sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu," ucapnya mengingatkan.
Pada kesempatan itu, Walikota juga menegaskan bahwa Peringatan Hari Kartini bukanlah sebatas seremonial saja, namun menurutnya, ada harapan yang lebih dari itu, yakni harapan dimana disetiap masa, Wanita Indonesia atau wanita Kota Gunungsitoli dapat terus berjuang untuk mengharumkan nama Pemerintah Kota Gunungsitoli.
"Kartini mungkin sudah tidak ada, namun semangat juang tidak boleh padam 'Habis Gelap Terbitlah Terang' maju terus para Kartini dan kaum perempuan," ujarnya mengakhiri. (Ferry Harefa)