Terbaru

7 Pemuda Asal Nias ini Promosikan Budaya Nias di Kawasan Candi Prambanan

7 orang pemuda asal Nias di candi Prambanan
|Foto: istimewa 
Gunungsitoli, - Sebanyak 7 orang pemuda dan pemudi asal Pulau Nias mempromosikan budaya Nias pada kegiatan Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) di kawasan Candi Prambanan Yogyakarta, sejak 21 hingga 25 juli lalu. 

Para pemuda berprestasi tersebut terbagi dalam dua kelompok yakni 
Kelompok Bola Nafo (Go Local, No Plastic) terdiri dari Arif Wardiman Lase dari Gunungsitoli, Fitri Irda Notalya Gulo dari Mandrehe dan Three Citrani Lase dari Gunungsitoli. 

Kemudian Kelompok Manura (Media Pembelajaran Berbasis Budaya) terdiri dari Wahana Elman Saro Halawa dari Gunungsitoli Utara, Oktalena Zai dari Ulugawo, Puspita Dewi Putri Faruwu dari Lölöfitu Moi dan Jeprin Enggo Kartisios Waruwu dari Mandrehe. 

Lewat telepon seluleenya, salah seorang perwakilan para pemuda Nias tersebut, Arif Wardiman Lase menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan platform kerja budaya yang menghimpun kaum muda yang berusia antara 18 – 28 tahun untuk menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan dengan memanfaatkan kekayaan wawasan di bidang STEAM dan Revolusi Industri 4.0.


"Kegiatan ini sebagai platform kerja budaya, KBKM memainkan sejumlah peran antara lain Sebagai ruang inkubator untuk inovasi pemajuan kebudayaan, Sebagai ruang kerja bersama (coworking space) bercorak gotong-royong, Sebagai ruang fasilitasi atas usaha rintisan di bidang pemajuan kebudayaan dan Sebagai ruang rangsangan inisiatif anak muda di bidang pemajuan kebudayaan," jelasnya. 

Ia menuturkan, setelah melalui proses seleksi yang ketat, akhirnya terpilih 133 kelompok dengan total 561 peserta yang akan ikut berkemah di Candi Prambanan pada 21 - 25 Juli 2019. Dari 133 Kelompok tersebut berasal dan mewakili Kepulauan Nias sebanyak 7 orang. 

Arif mengatakan bahwa Kelompok Bola Nafo yang terdiri atas 3 orang dan termasuk dirinya tersebut membawa gagasan pelestarian anyaman Nias melalui Bola Nafo sebagai solusi atas maraknya penggunaan plastik. 

"Anyaman Nias merupakan kreasi seni bernilai tinggi yang dapat menjadi solusi dalam mengurangi sampah plastik. Ketiganya melakukan presentasi dihadapan juri tentang gagasan ini sebagai upaya kontribusi anak muda dalam pelestarian budaya dan menjawab tantangan masa kini," tuturnya. 


Sementara Kelompok Manura yang terdiri atas 4 orang membawa gagasan pengembangan media pembelajaran kepada pelajar sekolah dasar berbasis budaya. Media pembelajaran tersebut berupa angka dan huruf untuk pelajar sekolah dasar sehingga pelajar menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran karena dikemas dalam bentuk kebudayaan Nias seperti gambar-gambar alat musik Nias, rumah adat, hingga pakaian adat Nias. 

"Keempatnya melakukan presentasi dihadapan juri tentang gagasan ini sebagai upaya kontribusi anak muda dalam pelestarian budaya dan menjawab tantangan masa kini," ucapnya. 

Selama kegiatan berlangsung, para peserta dari seluruh nusantara mendapatkan berbagai kelas dan materi dari beberapa pemateri profesional dan para penggerak kebudayaan. 

Sebanyak 500an peserta dari 28 provinsi di Indonesia hadir untuk berkemah bersama di kawasan Candi Prambanan selama 5 hari untuk mewujudkan ide pemajuan di bidang kebudayaan yang berlandaskan STEAM dan juga industri 4.0. 

Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Turut hadir dalam kegiatan itu, Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X; Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid; Bupati Sleman Sri Purnomo; dan Direktur Utama PT Taman Wisata Candi, Edy Setijono. (red

Iklan

Loading...
 border=