Terbaru

Sekitar 40 Persen Balita Di Kepulauan Nias Menderita 'Stunting'

Sihar P Sitorus |Foto: istimewa 
Gunungsitoli, - Berdasarkan data dari Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sebanyak 41,6 % di Kepulauan Nias, anak dibawah lima tahun (Balita) menderita stunting. 

Hal itu terkuak pada saat Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan, Sihar P. H. Sitorus menyoroti lima prioritas nasional yang disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa dalam rapat kerja dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional terkait dengan Evaluasi Kinerja 2019 dan Rencana Kerja 2020, Rabu (6/11/2019) lalu. 

Dikutip dari Media medan.tribunnews.com, Sihar P.H Sitorus mengatakan bahwa permasalahan pembangunan manusia, kemiskinan, infrastruktur, kesempatan kerja, dan ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus segera dipecahkan oleh stakeholders Pemerintah.

Dalam rapat tersebut, secara khusus Sihar menyoroti permasalahan pembangunan manusia di Kepulauan Nias adalah terkait dengan tingginya angka anak stunting di Kepulauan Nias.

"Lima prioritas nasional tersebut merupakan tantangan konkret yang ada di Kepulauan Nias hingga saat ini.  Menyikapi permasalahan tersebut perlu adanya Desk untuk Kepulauan Nias. Seperti Desk Papua, Papua Barat, dan Aceh, yang fokus pada percepatan pembangunan dan perkuatan pembangunan alternatif karena Kepulauan Nias juga memiliki masalah yang cukup kompleks,” sebut Sihar menyarankan.

Selain tantangan yang terdapat pada lima prioritas nasional yang dijabarkan oleh Bappenas, menurut Sihar masalah stunting di Kepulauan Nias juga harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.

“Selain lima prioritas nasional, masalah stunting di Nias juga perlu mendapat perhatian khusus,” tuturnya.

Dalam rapat yang diikuti oleh Sihar tersebut bertema 'Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan yang Berkualitas'dengan memiliki 5 jenis prioritas yakni: 
1. Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan.
2. Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah.
3. Nilai Tambah Sektor Ril, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja.
4. Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup.
5. Stabilitas Pertahanan dan Keamanan. (Red)

Iklan

Loading...
 border=