Terbaru

Tingkatkan Pengetahuan, Mahasiswa IKIP Gelar Observasi Batu Megalit Di Nisel

Mahasiswa di Nias Selatan |Foto:
Ferry Harefa 
Gunungsitoli, - Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang batu Megalit, Mahasiswa Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli dari Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesi melaksanakan observasi dengan mengunjungi tempat batu Megalit, Patung Behu di Desa Olayama, Kecamatan Huruna Kabupaten Nias Selatan, Sabtu (23/11/2019).

"Kegiatan observasi ini kita laksanakan sebagai bagian dari kegiatan akademik mahasiswa kita di Mata Kuliah Bahasa Nias dan Tradisi Lisan di Semester V. Sebelumnya mereka telah melaksanakan observasi di Museum Pusaka Nias di Gunungsitoli," terang Dosen Pengampu mata kuliah tersebut, Noveri Amal Jaya Harefa yang pada saat itu memimpin langsung kelompok mahasiswa itu.

Dia juga menjelaskan bahwa pada hari ini mereka  langsung ke lapangan dengan tujuan agar mereka  bisa melihat dan bersentuhan secara langsung di tempat bersejarah tersebut.

Dia juga menjelaskan bahwa setelah mereka melakukan penelitian atau observasi tersebut, nantinya mereka akan membuat tugas berupa penyusunan laporan atas observasi tersebut. 

Sementara, pada saat mereka tiba ditempat batu Megalit tersebut rombongan mereka disambut dengan hangat oleh para tokoh adat dan masyarakat di Desa itu. Seterusnya, mereka melakukan proses tanya jawab terkait asal muasal batu Megalit khususnya Patung Behu di Desa itu. 

"Patung Behu telah lama dibuat sebagai bentuk peninggalan para leluhur sebelumnya. Dulu patung ini dibuat sebagai pengganti foto, dikarenakan dulu  belum ada alat atau teknologi seperti kamera untuk mengabadikan foto-foto mereka. Maka, berdasarkan hal tersebutlah mereka membentuk patung sebagai pengingat di generasi berikutnya," tutur Tokoh Adat Desa tersebut, Ama Sadari Halawa saat memberikan keterangan. 

Dia juga menuturkan bahwa dahulu patung-patung itu menjadi patung yang disembah-sembah dan di Tuhankan oleh masyarakat dikala itu. Selain itudia juga memberitahukan bahwa dari susunan generasi itu, dirinya merupakan generasi yang ke 6.

"Dari patung ini sebenarnya banyak kisah-kisah bersejarah yang terkandung di dalamnya termasuk tingkat Kekayaan dan Kejayaan dimasa itu," kata Ama Sadari menjelaskan. 

Seterusnya, masih dari bagian observasi itu, seluruh mahasiswa dibawah pimpinan Noveri meneruskan perjalanan menuju tempat bersejarah lainnya yakni dengan mengujungi puncak Soliga.

"Semoga kegiatan hari ini bermakna dan kita berharap para mahasiswa dapat meneruskannya dengan membuat laporan sebagai tindaklanjut kegiatan ini," harap Noveri saat itu. ( Ferry Harefa)

Iklan

Loading...
 border=