Terbaru

Edison Halawa, Potret Keberhasilan Program Pertanian Era Hilarius Duha

Edison Halawa saat memanen jagung miliknya |Foto: istimewa

Nias Selatan,- Namanya adalah Edison Halawa (41). Ia bermukim di Desa Tōgizita I, Kecamatan Hilimegai, Kabupaten Nias Selatan. Pria lulusan D-II PGSD tersebut terbilang cukup berhasil mengelola bidang pertanian hingga meraup keuntungan ratusan juta rupiah setiap tahunnya.

Kepada wartanias.com, Selasa (17/11/2020), Edison membagi pengalamannya bertani dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan dibawah kepemimpinan Hilarius Duha.

"Saya menggeluti dunia pertanian ini sejak tahun 2007 lalu bang. Tapi saat itu, hasil tani saya belum berkembang seperti saat ini," ujar Edison mengawali pembicaraan.

Kemudian saat pak Hilarius Duha menjabat sebagai Bupati di Nias Selatan, disana saya melihat ada program kerjanya yang bisa menguntungkan saya sebagai Petani yaitu menanam Jagung Unggulan.


"Saat itu saya sangat senang sekali, Pemda Nias Selatan saat itu membagikan bibit-bibit jagung unggulan kepada kelompok tani termasuk saya waktu itu," ucapnya.

"Pas ada program tersebut, saya sangat berminat karena awalnya saya memang hanya fokus bertani sehingga saat itu secara sukarela tanpa disuruh, karena saya memahami bahwa keberhasilan program pemerintah itu harus dimulai dari diri kita sendiri saya memulainya," tambahnya.

Saat itu, Pria yang sudah dikarunia 3 orang anak ini mengaku bekerja secara sukarela dan swadaya dengan mendirikan sebanyak 30 kelompok tani  di Kecamatan Amandraya Nias Selatan.

"Saya ajak masyarakat untuk belajar, saya ajak membentuk kelompok tani. Setelah itu saya ajari dan mereka mau belajar. Kemudian mereka buka lahan masing-masing sebanyak 30 kelompok dan mengembangkannya. Para kelompok tani ini terus belajar dan kita tetap mengontrol mereka," tuturnya.


Ia mengaku secara sukarela dan tanpa meminta imbalan mengajari dan membagikan pengalamannya bertani kepada kelompok-kelompok tani yang sudah dibentuk tersebut.

"Dan saat itu saya tidak digaji sama sekali, hanya karena saya saat itu senang sekali dengan program jagung unggulan dari Pemerintah Kabupaten Nias Selatan tersebut," ujarnya.


Ia mengatakan, setelah terbentuknya kelompok tani, Bupati Hilarius Duha berkunjung ke tempat pertanian mereka.

"Saat itu Pak Bupati Nias Selatan Pak Hilarius Duha datang kesini. Dan dia berikan sponsor dengan menyumbangkan benih, obat-obatan, peralatan dan jagung ini sampai sekarang berkembang," katanya.

Setelah budidaya jagungnya berhasil, saat itu kita bingung pada masalah penjualan. Karena tidak ada yang siap menampung hasil panen jagung kami dalam jumlah banyak. 

"Terus saya berpikir apakah saya bawa ke Kota Gunungsitoli atau bagaimana. Kemudian saya berpikir kenapa saya tidak mengolah sendiri. Nah kemudian saya meminta bantuan mesin penggiling jagung dari Dinas Pertanian Nias Selatan. Puji Tuhan lagi-lagi Pemerintah Peduli dengan memberikan bantuan mesin penggiling jagung tersebut," ucapnya.


Dengan adanya mesin penggiling jagung tersebut. Saat ini Edison bisa memasarkan hasil jagungnya ke Kota Teluk Dalam, Nias Utara, Nias Barat dan Kota Gunungsitoli.

"Jagung itu kita olah menjadi tepung untuk pakan ternak seperti ternak babi dan ayam," ungkapnya.

Edison mengaku sejak tahun 2017 hingga saat ini, pihaknya sudah dapat mengelola sendiri hasil jagung dari petani untuk dipasarkan di sejumlah wilayah di Pulau Nias.

"Saya jujur saja. Biasanya jagungnya kita beli dari masyarakat Rp. 3.500. Kemudian saya jual setelah mengolahnya menjadi Rp  4. 800," ungkapnya.


Dalam waktu satu tahun, Pria yang belum Sarjana ini mengaku meraup keuntungan hingga Ratusan Juta setiap tahunnya.

"Setiap satu bulan saya dapat bahan olah jagung ini minimal 30 ton, artinya dalam satu tahun ada 360 ribu kg," katanya.

Tidak hanya itu, Hingga saat ini, Edison juga membantu warga yang lain di wilayah itu untuk bekerja.

"Saya juga membantu Pemerintah mengurangi angka pengangguran. Saya sudah pekerjakan orang diusaha pertanian saya yang mencapai puluhan orang," ujarnya.


Edison mengatakan, selain bibit jagung, Pemerintah Daerah juga sering memberikan bibit tanaman lain seperti cabe, kacang panjang, buncis, terung dan semangka.

"Kalau disini, seluruh jenis bibit yang diberikan pemerintah itu kita kelola dan kita tanam dengan baik sampai panen dan kita oleh kemudian kita pasarkan," ucapnya.

Dia menjelaskan, program yang dimiliki Bupati Hilarius Duha sangat menguntungkan masyarakat khususnya para petani seperti dia. 

"Secara pribadi. Kalau tidak ada bantuan yang diberikan Pemerintah Daerah ini, mana saya bisa jadi seperti sekarang ini. Bukan persoalan harus setiap hari kita bertemu dengan Bupati tetapi paling tidak, lewat program yang sudah ada itu kita bisa memanfaatkan kesempatan tersebut," jelasnya.


Saat ini, Edison menuturkan bahwa dia fokus membina kelompok-kelompok Tani yang sudah ada di Kecamatan Amandraya tersebut tanpa dibayar atau gratis.

"Khusus tanaman jagung, disini masih ada puluhan hektar yang siap panen dalam waktu dekat ini," tuturnya.

Ia mengungkapkan bahwa seluruh modalnya untuk bertani tersebut difasilitasi oleh pemerintah, termasuk transportasi alat berat untuk membuka lahan dan alat-alat pertanian yang lain.

"Kalau saya sendiri yang memodali, mana sanggup saya dengan modal yang mencapai miliaran itu bang," sahutnya tersenyum.

Selain tanaman jagung, Pihaknya juga sedang mengembangkan kopi. Saat ini kopi olahan petani itu sudah beredar di seluruh dinas di kabupaten Nias Selatan termasuk Pendopo Bupati.

"Hasil tanaman kopi kita olah, kita jadikan tepung, baru kita pasarkan. Modelnya sama seperti jagung tersebut. Kita menanam, panen, produksi dan pemasaran nama kopinya adalah kopi E-kawan," ujarnya.


Edison juga yang pernah mendapat penghargaan sebagai tokoh desa kader penggerak kebangkitan petani Nias (Nias LEDP) dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Bappenas RI, Multi Donor Found dan The Work Bank.

"Artinya disini saya mengajak teman-teman untuk sibuk. Supaya ada pekerjaan dan bisa menghasilkan uang dari hasil jerih payah sendiri. Artinya kita harus terlibat seluruh. Seluruh elemen harus terlibat untuk mendukung program-program pemerintah daerah di kabupaten Nias Selatan. Kalau hanya pemerintah yang kita tuntut itu sangat salah. Kalau bisa dari berbagai sektor baik perikanan, kehutanan, pembangunan dan infrastruktur harus mendukung. Baru yang namanya daerah itu bisa maju nanti. Kalau tidak ada itu, kalau tidak ada inisiatif masyarakat maka kita begini-begini saja. Kalau kita berbuat maka pemerintah akan membantu kita," Ujar Edison mengakhiri perbincangan dengan wartanias.com. (red)

Iklan

Loading...
 border=