Terbaru

Sudah 5 Balita Meninggal Dunia Akibat Diare, Dokter Anak: Ini Sudah Wabah

dr. Tati K Ziliwu |Foto: Budi Gea

Gunungsitoli,- Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare akhir-akhir ini menjadi momok yang menakutkan terutama bagi-bagi orang tua yang memiliki anak Balita. Sejak Januari hingga Februari 2021, tercatat sedikitnya 5 orang Balita di RSUD M.Thomsen Nias sudah meninggal dunia akibat kejadian ini. Dokter anak pun mengatakan bahwa KLB ini adalah sudah jadi wabah.

RSUD M.Thomsen Nias saat ini tengah merawat sekitar 40 orang anak yang menderita Diare. Bahkan diantaranya ada yang komplikasi penyakit lain seperti demam.

"Akhir-akhir ini sejak Januari, pasien yang tertinggi atau pasien yang paling banyak kami rawat di ruangan anak adalah penderita Diare. Ini sangat banyak sekali. Loncatannya sangat tinggi. Kalau dilihat dari belakang selama pandemi, jumlah pasien tidak sebanyak ini. Paling 2 sampai 4 orang saja yang kami rawat di ruang anak," ujar dr. Tati K Ziliwu, dokter anak di RSUD M.Thomsen Nias, Senin (01/03/2021) saat di temui di Poli Anak.

Dijelaskan dr. Tati, sejak awal bulan Januari 2021, jumlah pasien penderita diare meloncat tinggi yang hampir 40 orang lebih. 

"Makanya sampai kami merawat mereka di lorong-lorong, sanking nggak ada tempatnya. Jadi ini saya rasa, menurut saya ini sudah wabah dan terutama anak-anak balita," ungkapnya. 

Salah seorang pasien Diare di RSUD M.Thomsen Nias |Foto: Budi Gea

Penyebab diare menurut dia yang terbanyak adalah karena virus dan disusul oleh bakteri atau jamur. 

"Nah ini kadang-kadang ada wabah. Memang tidak setiap saat kami rawat pasien yang kayak begini banyaknya. Ini terakhir 3 tahun yang lalu kami sudah pernah merawat hal yang sama karena memang wabah. Terkait dengan ini, kembali kepada kebersihan dan kesadaran masyarakat sebenarnya," ujar dr. Tati.

"Saya perhatikan mereka datang bahkan ada yang meninggal loh dalam minggu terakhir ini ada beberapa anak balita yang meninggal yang saya rawat sendiri, belum lagi yang dirawat oleh teman sejawat saya dokter Dewi," tuturnya.

Menurut dia, kasus meninggalnya anak Balita tersebut karena saat mereka datang sudah dehidrasi berat.

"Penyebab utama sebenarnya karena kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi," terangnya.

Wabah KLB Diare ini menurut dokter tersebut bisa tertanggulangi dengan kerjasama lintas sektoral yang harus berperan aktif terutama di tingkat Puskesmas yang memberikan edukasi kepada masyarakat agar Diare ini tidak semakin meningkat.

"Tadi pagi saya cek lagi, pasien bertambah lagi, saya tidak tau sampai kapan pandemi ini berakhir," imbuhnya.

Dari puluhan pasien Diare yang dirawat di RSUD M.Thomsen, sudah ada 5 orang yang sudah meninggal dunia. (Budi Gea)

Iklan

Loading...
 border=