Terbaru

Kota Gunungsitoli Mencatatkan Inflasi Terendah Pada Tahun 2023

Kepala Bappelitbang Kota Gunungsitoli, Karya Septianus Bate'e
Foto : Istimewa  

Gunungsitoli, - Kota Gunungsitoli berhasil mencatatkan inflasi terendah di tahun 2023. Saat ini tekanan inflasi di Kota Gunungsitoli terendah di antara 5 kota indeks harga konsumen (IHK) Sumatera Utara, Jum'at (28/07/2023).

Data tersebut berdasarkan hasil laporan perekonomian Provinsi Sumatera oleh BANK INDONESIA (BI) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara pada bulan Mei 2023 lalu yang ditandatangani oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma.

Berdasarkan pantauan, pada triwulan I - 2023, Kota Gunungsitoli mencatat inflasi 3,86% Year over Year (yoy), menurun dari triwulan IV-2022 yang tercatat sebesar 5,74% (yoy).  Sumber utama tekanan inflasi masih berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memberikan andil inflasi sebesar 1,10% (yoy) pada triwulan I- 2023.

Tekanan inflasi pada kelompok ini utamanya didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, telur ayam ras, dan rokok kretek filter dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,90% (yoy), 0,16 (yoy), dan 0,16% (yoy).

Kenaikan harga beras seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang bulan Ramadhan serta transmisi kenaikan harga BBM dan tingginya harga pupuk ke biaya produksi petani. Selanjutnya, kenaikan harga telur ayam ras.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Gunungsitoli, Karya Septianus Bate'e saat diminta tanggapannya mengatakan bahwa capaian ini merupakan berkat kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat.

"Pemerintah akan terus berupaya optimal agar inflasi terkendali dengan baik, antara lain menjaga stock pangan tetap tersedia, distribusi barang2 sembako tetap berjalan lancar dari luar daerah ke pusat perdagangan, dari pusat perdagangan ke seluruh pelosok wilayah Kota Gunungsitoli, menjaga pertumbuhan investasi untuk ketersediaan lapangan kerja baru dan menjaga daya beli masyarakat dengan percepatan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari APBD dan APBDes termasuk intervensi pada bidang kesehatan dengan penyediaan jamkesda yang mengurangi beban pengeluaran masyarakat," sebut Karya.

"Kalau menurut kelompok pengeluaran, kelompok pengeluaran transportasi udaralah yang berkontribusi paling tinggi pada inflasi di kota Gunungsitoli dan di luar kendali Pemerintah Kota Gunungsitoli. Ini juga sama-sama kita rasakan harga tiket pesawat yang cukup tinggi saat ini. Hal ini harus menjadi atensi pemangku kepentingan di sektor ini," harapnya. (Ferry Harefa). 

Iklan

Loading...
 border=