Desa Hilisimaetano di Nisel Menjadi Pilihan Tim Peneliti Dari Universitas Brawijaya
Peneliti Pusat Desa Wisata dari UB sedang di rumah adat desa Hilisimaetano Nias Selatan |Foto: istimewa |
Nias Selatan,- Desa Hilisimaetano di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara menjadi Pilihan Tim Peneliti dari Universitas Brawijaya untuk pemodelan kepemimpinan tangguh desa wisata. Tim peneliti dari Universitas tersebut melaksanakan FGD pada Kamis (12/10/2023).
Dalam kunjungan singkatnya, Prof Dodi W. Irawanto dan tim peneliti Pusat Desa Wisata Universitas Brawijaya (UB), Edriana Pangestuti DBA ke desa adat tertua di Nias Selatan itu melakukan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka merumuskan model kepemimpinan yang tepat bagi desa wisata berkelanjutan.
Kegiatan penelitian ini adalah bagian dari perwujudan center of excellence di UB dalam berkontribusi permodelan model kepemimpinan Tangguh untuk mewujdukan desa wisata berkelanjutan.
Prof. Dodi kepada wartanias.com, Sabtu (14/10/2023) mengatakan bahwa model ini akan di berikan ke Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai awal dari membangun desa wisata yang memiliki keberlanjutan.
"Saat ini banyak desa wisata yang sudah kuat dan inovatif, namun beberapa ditengarai masih memiliki hambatan dalam menjaga keberlanjutan dari kelembagaan desa wisata ini," ujarnya.
Tim peneliti lain, Edriana menyampaikan bahwa di tengah peluang promosi secara digital, diversifikasi untuk inovasi atraksi maupun produk wisata lainya perlu diimbangi dengan manajemen yang baik.
"Desa Hilisimaetano memiliki modal yang kuat yakni sebagai desa tertua yang dikenal masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan kelestarian budaya di Pulau Nias," ujarnya
Sementara itu, Ketua Pokdarwis di Desa tersebut, Zevan Waoma mengatakan bahwa dukungan serta support yang diberikan para pemuda di Desa Hilisimaetano menjadikan mereka salah satu penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia Tahun 2022 lalu.
"Dengan support dan dukungan para pemuda-pemudi lewat remaja, karang taruna, PKK dan banyak organ informal lainnya yang tergabung dalam pokdarwis yang sudah solid dan tentu menjadi salah satu pemenang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 menjadi aset yang harus tetap dijaga agar semua masyarakat bisa menikmati manfaaatnya," jelas Zevan.
Dalam rangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD ) pada tanggal 11 sampai 12 Oktober 2023, tim peneliti UB menemukan beberapa keunikan dalam kepengelolaan desa wisata ini salah satunya adalah masih dijaganya hirarki musyawarah adat dan kelembagaan administatif di desa secara harmonis.
"Dalam pengembangan potensi desa wisata adat ini adalah hal yang sangat penting, tambah Prof Dodi.
"Dalam perspektif kepemimpinan lintas budaya, warisan nilai-nilai semacam ini sangat penting untuk dapat dintegrasikan dengan kolaboratif agar semua pihak merasa memiliki atas desa wisata ini," tambahnya.
FGD di desa Hilisimaetano ini adalah salah satu dari sekian kegiatan FGD ke desa-desa wisata lainnya di Indonesia yang dilaksanakan oleh tim UB selama tahun 2023 ini antara lain Desa Pentingsari di DIY, Desa Setanggor di NTB, desa Wae Rebo di NTT dan juga beberapa desa wisata finalis ADWI 2023.
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh kata kunci utama yang dibutuhkan untuk kepengelolaan desa wisata berkelanjutan melalui model kepemimpinan tangguh bagi para penggerak desa wisata di Indonesia.
"Desa wisata adat berkelanjutan membutuhkan komitmen dan kolaborasi kolegial yang harmonis diantara pemangku kepentingan”, ujar Kepala Desa Hilisimaetano, Imanuel Formil Dakhi. (Red)