Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Dunia Selama Pandemi Covid-19
Siapa yang tahu kapan pandemi Corona Virus Desease 2019 atau Covid-19 ini akan berakhir?, Sepanjang tahun 2020 hingga saat ini telah berdampak buruk terhadap aktivitas manusia di seluruh dunia tidak seperti tahun sebelumnya. Bahkan dari sejumlah Negara yang ada didunia terdapat beberapa diantaranya yang lockdown total. Badan Kesehatan Dunia (WHO) per Oktober 2020 mencatat 1,11 juta orang meninggal dunia, dan 40 juta orang secara global yang telah terkonfirmasi covid-19.
Memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini, beberapa langkah atau kebijakan yang sedang diterapkan oleh pemerintah di beberapa Negara. Selain lockdown juga pembatasan aktivitas masyarakat diluar rumah untuk menurunkan angka kerumunan yang dapat memicu klaster baru. Akibatnya merembes pada sektor ekonomi, perputaran keuangan diberbagai usaha baik mikro kecil dan menengah, kinerja industry manufaktur, sektor keuangan, perdagangan, pariwisata, ekspor impor, hingga jasa menurun drastis dilatarbelakangi oleh warga di dunia lebih memilih berada dirumah dan mengurangi nilai belanja perbulannya dengan penuh perhitungan, karena pendapatan sangat jauh berbeda pada saat pandemi ini.
Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini sangat terpukul dan dampaknya akan semakin bertambah angka kemiskinan karena di semua rata-rata perusahaan yang menggunakan jasa karyawan mengurangi aktivitas bahkan ditutup menunggu pandemi ini berlalu maka dengan demikian angka pengangguran semakin bertambah pesat. Pada tahun 2020 Bank Dunia memperkirakan bahwa pandemi ini akan mendorong 71 juta hingga 100 juta orang di dunia masuk ke jurang kemiskinan yang sangat ekstrim.
Sebelum pandemi Covid-19 Ekonomi Dunia selalu membaik hingga diprediksi positif 3,3 persen setelah direvisi menjadi minus 3 persen. Lalu datangnya pandemi covid-19 yang semakin meluas maka tercatat pertumbuhan ekonomi dunia pada juni 2020 yang lalu mengalami revisi yang sangat dalam hingga menjadi minus 4,9 persen.
Lantaran apa yang harus dilakukan disaat pandemi seperti ini? Dimana-mana PPKM diterapkan, semua harus dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai warga Negara yang baik dan taat hukum tentunya juga semua kebijakan tersebut harus dan wajib kita laksanakan demi keselamatan bersama.
Semua kita ketahui, seperti logistik yang mengangkut kebutuhan pokok sehari-hari betul tidak terkendala, dipasaran masih tersedia namun apakah bisa didapatkan begitu saja? Tentu saja tidak, sementara keuangan semakin menipis sejak perusahaan tempat bekerja dulu tutup atau segala jenis komoditi pertanian tidak seperti nilai jual dulu, semoga pemerintah dapat memberi solusi tentang ini.
Pandemi ini bagaikan bencana bagi mereka dikala kondisinya menjerit minta tolong karena tak ada satu pun orang yang mendengar jeritannya. Siapa juga yang memberi sementara orang lain juga merasakannya.
Saat ini dibutuhkan pakar ilmu ekonomi yang dapat menyusun sistem perekonomian tahan krisis dan semakin meredup, karena rapuhnya perekonomian terjadi salah satu faktornya pembatasan jarak fisik dan sosial antara penjual dan pembeli yang hanya dapat dilakukan secara zoom bila itu jarak jauh.
Penulis : Lusiana Telaumbanua
Mahasiswa Universitas Fajar Makassar, Sulawesi Selatan.
